Menjadi seorang Ibu dalam Islam

Anida Rahayu Adawiyah
2 min readSep 6, 2024

--

Bismillah, di sini saya hanya ingin mengutip catatan dari modul kuliah Islamic Psychology dari IOU yang membuat saya semakin terkagum-kagum dengan aturan Islam. Rasanya seperti memvalidasi naluri isi hati dan pikiran saya sebagai wanita, khususnya pandangan terkait cita-cita saya, yakni menjadi seorang “Ibu yang berkualitas”, lalu menyadari betapa Allah ta’ala sangaat menyayangi kaum wanita. MasyaAllah

________
Para ibu sangatlah berharga dan dihormati, karena merekalah yang bertanggungjawab dalam membangun dan mendidik generasi penerus. Kebanyakan waktu seorang ibu digunakan untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang ibu: merawat, mendidik, dan membimbing. Karena alasan inilah, ibu pantas untuk mendapatkan kehormatan seperti seharusnya.

Dengan Kebijaksanaan-Nya, Allah ﷻ memberikan peran ibu kepada kaum wanita. Dia juga memberikan wanita ciri dan perilaku yang unik yang dibutuhkan untuk memenuhi peran ini dengan efektif, mencakup kasih sayang, kepekaan, kesabaran, dan kemurahan hati.

Rasulullah ﷺ bersabda: Sesungguhnya Allah ﷻ pada hari menciptakan langit dan bumi telah menjadikan seratus kasih sayang. Setiap satu kasih sayag memenuhi antara langit dan bumi. Maka dijadikanNya dibumi satu kasih sayang yang dengan itu seorang ibu merasa sayang kepada anaknya” (diriwayatkan oleh Muslim).

Menjadi seorang ibu adalah pekerjaan Full-time

yang meliputi mengandung, melahirkan, menyusui, dan membesarkan anak selama bertahun-tahun. Tugas ini sudah cukup bagi seorang individu, tanpa harus menambah beban pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan finansial keluarga.

Hal ini merupakan bagian dari rahmat Allah ﷻ

dimana wanita tidak diwajibkan untuk bekerja diluar rumah dikarenakan tugasnya untuk mendidik anak-anaknya. Beban di kebanyakan kasus lebih dari apa yang seorang wanita bisa tanggung. Situasi ideal memampukannya untuk menjalankan tugas utama dengan potensi terbaiknya.

______

Semoga Allah ta’ala memberikan taufik untuk kita agar senantiasa berada di kondisi ideal (fitrah), dan Allah ta’ala mampukan saudari-saudari kita yang belum mampu berada di kondisi ideal.

Barakallahu fiikum

--

--

Anida Rahayu Adawiyah

Study Nutrition & Islamic Psychology - My Random Public Diary