Rasa Malu yang Langka

Anida Rahayu Adawiyah
7 min readDec 23, 2023

--

By Tahseel Sahabat Ilmu

Assalamu’alaykum teman-teman. Lanjut part 2. Bismillah.

https://anidarahayu.medium.com/mengapa-akhlak-inner-beauty-1-d9c85dcfb4d1 [Link Part 1]

Sekarang kita sudah sadar pentingnya akhlak. Bagi muslimah, ada beberapa akhlak yang mesti diprioritaskan. Yang pertama adalah Rasa Malu. Topik rasa malu kali ini dibawakan oleh Ustaz Hamdi Salah Albakry Hafizhahullah. Banyak stigma negatif terhadap rasa malu sehingga sifat ini sering diremehkan. Akan tetapi, malu yang dimaksud itu malu yang bagaimana?

Apakah Malu Kepada Manusia Termasuk Riya?

Malu dan Riya itu berbeda. Malu merupakan sebab yang menjadikan seseorang beramal untuk Allah, sedangkan Riya merupakan sebab beramal untuk dilihat orang lain. Jadi, Malu yang dimaksud di pembahasan ini adalah Malu yang menjadikan seseorang beramal untuk Allah. Inilah malu yang terpuji. Adapun malu yang tercela, seperti malu dalam belajar, tidak ingin datang ke majelis ilmu, dan malu dalam ber-amar ma’ruf nahi munkar, tidak dianjurkan.

Sifat malu bertingkat-tingkat, dan yang paling tinggi derajatnya adalah Malu kepada Allah subhanahu wa ta’ala yaitu Ketika ia berjuang di jalan Allah, berusaha menjaga sebab ia malu bermaksiat kepada Allah. Adapun malu kepada manusia, ia jadikan sebagai motivasi saja untuk beramal salih, bukan tujuan utamanya agar dilihat manusia.

Keutamaan Sifat Malu

Sifat Malu Merupakan Bagian dari Iman

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Iman itu ada tujuh puluh cabang lebih, atau enam puluh cabang lebih. Yang paling utama yaitu perkataan Lâ ilâha illallâh, dan yang paling ringan yaitu menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan malu itu termasuk bagian dari iman. (Diriwayatkan oleh al-Bukhâri, no. 9. Hadits ini shahih.)

Malu itu Memperindah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah sifat buruk berada dalam sesuatu kecuali akan memperburuknya, dan tidaklah sifat malu ada dalam sesuatu kecuali akan menghiasinya.” (H.R. Tirmidzi 1897, menurutnya hadits ini Hasan Gharib)

Ada kisah sahabat ahli surga yang terkenal dengan rasa malunya, Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu ‘anhu. Nabi sallallahu ‘alayhi wasallam hingga para malaikat pun malu kepadanya. Suatu kisah, tersingkap aurat Nabi, padahal sedang berada di dalam rumahnya sendiri. Lalu Utsman datang, Nabi segera menutupnya dan mengubah posisinya, karena respect dengan Utsman Radhiyallahu ‘anhu yang sangat menjunjung tinggi rasa malu. Padahal di sana ada Umar Radhiyallahu ‘anhu (tentunya tanpa mengurangi respect terhadap beliau Radhiyallahu ‘anhu, sebab setiap sahabat Radhiyallahu ‘anhum memiliki keutamaan masing-masing). Betapa terhormatnya Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu ‘anhu karena sifat ini. Bahkan Nabi sempat bilang bahwa jika masih memiliki putri, beliau sallallahu ‘alayhi wasallam bakal menikahkannya dengan Utsman. Saya setuju, betapa rasa malu yang terpuji itu sebegitu ngaruhnya naikin level maskulin seorang laki-laki, buktinya sampai Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu ‘anhu menjadi menantu ideal pilihan Nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam.

Maka begitu pun jika rasa malu semacam ini ada pada diri wanita. Ketika ia malu tidak menutup aurat, malu membicarakan hal yang sia-sia, malu bercampur baur dengan laki-laki, tentunya akan memingkatkan level femininnya. Sehingga akan dihormati selayaknya kisah Utsman Radhiyallahu ‘anhu dan menjadi menantu ideal (?) hehe.

Lalu, Apa saja yang harus dilakukan wanita agar memiliki Rasa Malu? Maka setidaknya ada 7 yang harus dilakukan seorang wanita agar rasa malu tertanam dalam dirinya.

7 Tips yang Harus diperhatikan Agar muslimah Memiliki Rasa Malu

1. Betah di Rumah

Allah perintahkan wanita untuk tetap di dalam rumah. Bahkan Allah menyebut spesifik kata Rumah secara langsung.

Tetaplah (tinggal) di rumah-rumahmu dan janganlah berhias (dan bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliah dahulu. [Al Ahzab:33]

Rasulullah -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya. Seorang Amir adalah pemimpin, laki-laki adalah pemimpin untuk keluarganya, wanita adalah pemimpin di rumah suami dan anak-anaknya. Jadi setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian bertanggung jawab atas kepemimpinannya.” Hadis sahih — Muttafaq ‘alaih

Seorang wanita terkhusus istri di hari kiamat akan ditanyakan pertanggungjawaban terkait kepemimpinan di rumahnya. Wanita di akhirat kelak Allah ditanya tentang anak dan suami.

Dalam Kitab Bahjatun Nadzirin 1/369, dijelaskan,

“yang dimaksud dengan ra’in (pemimpin) adalah seseorang yang dikenai tanggung jawab untuk menjaga sesuatu perbuatan, dan diberi amaanah atas perbuatan tersebut, serta diperintahkan untuk melakukannya secara adil.”

Terkait dengan apa tugas dan tanggung jawab seorang istri, Syaikh Al ‘Utsaimin rahimahullah bahkan merinci

Seorang istri adalah pemimpin dalam rumah tangga dan akan dimintai pertanggungjawaban. Ia diwajibkan mengurus rumah tangga dengan baik, termasuk memasak dan menyajikan minuman tanpa berlebihan. Sikap pertengahan ditekankan, menghindari kekurangan dan kelebihan. Istri juga bertanggung jawab terhadap anak-anak, termasuk mengurus pakaian dan kebersihan mereka. Semua aspek ini akan menjadi pertanyaan di hari kiamat.

Di Rumah, wanita lebih terjaga dari fitnah

Wanita itu aurat, jika ia keluar dari rumahnya maka setan mengikutinya. Dan tidaklah ia lebih dekat kepada Allâh (ketika shalat) melainkan di dalam rumahnya. Hadits ini shahih. Imam at-Tirmidzi rahimahullah berkata, ”Hadits ini hasan shahîh gharib.” Dishahihkanoleh Imam al-Mundziri. (almanhaj.or.d)

Lalu, bagaimana jika wanita diharuskan bekerja? Maka ini ada pengecualian tetapi syarat dan ketentuan berlaku . Terlebih pekerjaannya urgen untuk kebutuhan umat seperti guru, perawat, dokter, dan semacamnya. Dengan syarat dan ketentuan; tidak mengganggu urusan rumah tangga, izin wali/suami, menerapkan adab-adab islami, pekerjaan sesuai dengan tabiat wanita (tenaga pendidik, tenaga kesehatan, dan semacamnya), dan yang bisa dikerjakan di dalam rumah lebih bagus.

Salah satu hikmah yang saya renungi mengapa wanita diwajibkan di rumah yaitu berkaitan dengan perasaan dan sensitifitasnya. Saya teringat perkataan seorang Ustadz saat mengkaji tema Dosa-Dosa yang Sering diremehkan wanita, bahwa wanita itu makhluk lemah yang dominan menggunakan perasaan. Namun, karakter ini bukan kelemahan, melainkan kelebihan, sebab laki-laki dan anaknya sangat membutuhkan sifatnya. Sayangnya, ketika wanita cenderung melakukan aktivitas di luar rumah atau bekerja, akan terkikis karakter tersebut. Padahal, dalam mengasuh anak sangat dibutuhkan ketajaman rasa. Lalu bagaimana jika sampai rumah ketajaman itu sudah tumpul?

2. Menggunakan Jilbab Syar’i

Allah perintahkan

Wahai Nabi (Muhammad), katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu d an istri-istri orang mukmin supaya mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Al Ahzab: 59]

Diancam Neraka jika tidak memakai Hijab Syari

Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu ‘anhu-, ia berkata, Rasulullah -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Ada dua golongan penghuni neraka yang belum pernah aku lihat. Satu kaum yang membawa cemeti seperti ekor sapi, mereka memukuli orang-orang dengan cemeti tersebut. Dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, mereka berjalan berlenggak-lenggok menggoyangkan (bahu dan punggungnya) dan rambutnya (disanggul) seperti punuk unta yang condong. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium aroma surga, padahal sesungguhnya aroma Surga itu tercium dari jauhnya jarak perjalanan sekian dan sekian.”
Hadis sahih — Diriwayatkan oleh Muslim

Kisah Su’arrah Al Asadiyah radhiyallahu ‘anha sudah masyhur, dan cukup membuat kita berkaca. Betapa besar keimanannya. Bahkan dalam kondisi penyakit ayan (dalam kondisi tidak sadar) yang padahal Allah tidak hitung dosanya pun, ia berharap agar Allah menutup auratnya. Bagaimana dengan kita, dalam kondisi sadar pun sudahkah dengan sempurna menutup aurat?

3. Tidak Memakai Parfum

Muslimah dianjurkan menjaga kebersihan tubuhnya. Namun, parfum yang dimaksud adalah parfum menyengat, yang tercium bahkan dari jarak 1 m sehingga berpotensi seorang laki-laki berkeinginan terhadapnya.

Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur.” (HR. An Nasa’i no. 5129, Abu Daud no. 4173, Tirmidzi no. 2786 dan Ahmad 4: 414. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Sanad hadits ini hasan kata Al Hafizh Abu Thohir) — Rumaysho

4. Menjaga Pandangan dan Ucapan

Allah perintahkan,

Wahai istri-istri Nabi, kamu tidaklah seperti perempuan-perempuan yang lain jika kamu bertakwa. Maka, janganlah kamu merendahkan suara (dengan lemah lembut yang dibuat-buat) sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik. [Al Ahzab:32]

Katakanlah kepada para perempuan yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya, memelihara kemaluannya, [An Nur:31]

Wanita Allah titipkan karakter suara yang lembut. Namun, kita sebagai muslimah harus mampu menempatkan kepada siapa kita harus berlemah lembut, yang jelas bukan kepada lelaki ajnabi. Allah juga telah menjadikan wanita makhlus indah. Maka, menjaga pandangan bukan hanya perintah kepada laki-laki. Wanita juga sebaiknya tidak “memancing” lelaki ajnabi agar melirik kepadanya. Saya jadi teringat dengan perkataan Fathimah Radhiyallahu ‘anha tentang wanita terbaik,

Fathimah berkata: “ katakanlah kepada beliau, yang paling baik bagi wanita adalah mereka tidak melihat para lelaki dan para lelaki tidak melihat mereka”

(HR. Ibnu Abid Dunya dalam Al ‘Iyal no. 409, semua perawinya tsiqah)

Sumber: Broadcast Seri Muslimah — 02 YPIA (2018)

5. Berjalan dengan Sopan

Hendaklah pula mereka tidak mengentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. [An Nur:31]

Wanita di zaman dulu biasa menggunakan perhiasan di gelang kakinya. Dari sini juga terdapat perintah agar jangan sampai wanita menunjukan perhiasannya, walau hanya sekadar suara yang terdengar dari perhiasan di kakinya.

6. Menjaga Jarak dengan Laki-Laki

Muslimah, Jangan sampai menarik perhatian laki-laki.

Hamzah bin Abu Usaid Al Anshari dari Bapaknya bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berbicara saat berada di luar masjid, sehingga banyak laki-laki dan perempuan bercampur baur di jalan.

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda kepada kaum wanita, “Hendaklah kalian memperlambat dalam berjalan (terakhir), sebab kalian tidak berhak untuk memenuhi jalan. Hendaklah kalian berjalan di pinggiran jalan.”

Sehingga ada seorang wanita yang berjalan dengan menempel tembok, hingga bajunya menggantung tembok karena ia menempel ke tembok. (HR Abu Daud 4588)

(Al-Arba’un Nisaiyyah, hadits ke-9)

7. Waspada di Dunia Maya

Hal-hal di dunia nyata, berlaku di dunia maya. Apa saja yang harus diwaspadai? tidak posting selfie, joget, musik, tidak chat dengan lawan jenis, tidak posting kemesraan, tidak melihat postingan maksiat.

Postinglah hal-hal yang bermanfaat seperti catatan kajian, nasihat ulama. tulisan bermanfaat.

_

Semoga Allah tolong kita agar mampu melaksanakan hal-hal di atas.

To Be Continued [Zuhud]

-

Depok, Penghujung 2023

-ditulis di tengah hecticnya PBL Klinik-

Catatan QnA

Bagaimana cara menumbuhkan sifat malu pada anak?

  1. Orangtua adalah contoh bagi anaknya
  2. ajarkan dengan detail adab-adab para wanita sesuai syariat
  3. memilih lingkungan yang baik, karena seseungguhnya seseorang di atas agama temannya.
  4. senantiasa berdoa kepada Allah. Beberapa doa yang diajarkan agar memiliki akhlak baik, Allaahumma ahdinii li-ahsanil a’maal, wa ahsanil akhlaaq, la yahdii li-ahsanihaa illaa anta, wa qinii sayyi-il a’maal, wa sayyi-il akhlaaq, laa yaqii sayyi-ahaa illaa anta

Referensi tambahan

Menepilah, Jangan Menarik Perhatian (Tidak Berjalan Di Tengah Jalan) | — Akademi Shalihah (bimbinganislam.com)

https://muslimah.or.id/12560-tugas-tugas-istri.html

Referensi : https://almanhaj.or.id/13169-cabang-cabang-iman.html

Tafsir Surat Al-Ahzab ayat 59 | Learn Quran Tafsir (learn-quran.co)

--

--

Anida Rahayu Adawiyah

Study Nutrition & Islamic Psychology - My Random Public Diary